Senin, 09 Januari 2012

PTK KIMIA STAD

ABSTRAK

Kata kunci: Hasil belajar kimia, umpan balik kuis dan  Student Teams  Achievement  Division (STAD)

 Hasil belajar kimia siswa kelas XI  MAN Pacet Cianjur masih relatif rendah. Hal ini disebabkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia. Siswa enggan dan takut bertanya kepada guru meskipun belum memahami materi yang diajarkan sehingga materi pelajaran  tidak dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Selama ini guru menggunakan metode ceramah dan tugas individual. Cara ini ternyata kurang efektif dalam mencapai standar ketuntasan belajar. Saat mengoreksi hasil tes siswa, guru hanya mencoret jawaban yang salah tanpa menunjukkan jawaban yang benar. Hal ini mengakibatkan siswa kurang termotivasi dalam mencari jawaban yang benar dan mungkin melakukan kesalahan yang sama pada ulangan berikutnya sehingga sulit untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan umpan balik kuis dalam model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pemberian kuis dalam model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI semester 2 MAN Pacet Cianjur, sehingga mencapai standar ketuntasan belajar ecara klasikal. 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan  3 siklus yang dilaksanakan pada siswa kelas XI-IPA1 MAN Pacet Cianjur. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes, observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif .
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh nilai rata-rata siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 67,26, kemudian siklus II meningkat menjadi 76,66 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,1. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I adalah 80,95%, kemudian pada siklus II sebesar 92,86% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 95,26%. Peningkatan hasil belajar siswa ini diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa. Siswa semakin aktif bekerjasama dalam kelompok dan merasa senang selama proses pembelajaran. 
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian umpan balik kuis dalam model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI semester 2 MAN Pacet Cianjur, sehingga mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain: (1) Dalam menggunakan model pembelajaran STAD dibutuhkan manajemen waktu yang baik. (2) Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga siswa tidak mengalami kebosanan. (3) Guru hendaknya meningkatkan teknik pemberian umpan balik.



File lengkap silahkan order ke : bangonen@gmail.com

PTK KIMIA METODE JIGSAW

ABSTRAK

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif JIGSAW, Kompetensi Sifat-sifat Unsur

Tujuan pindidikan kimia MA/SMA memberikan pengetahuan untuk memahami penerapan konsep kimia dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep kimia dan metoda ilmiah yang melibatkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
Pembelajaran kimia selama ini  di MAN Pacet Kabupaten Cianjur kurang diminati siswa karena beberapa hal : 1). Banyaknya konsep dasar yang bersifat teoritis yang harus dihafal dan sangat membosankan bagi siswa. 2). Kurangnya Aktifitas siswa kecuali hanya mendengarkan guru berbicara menyampaikan  materi pelajaran. 3). Hasil belajar siswa pada pelajaran kimia rendah. 4).Interaksi sesama siswa dalam belajar sangat rendah. 5).Kerja sama (kooperatif) antar  siswa sangat rendah. 6).Peran guru lebih dominant.
Kurikulum mata pelajaran kimia di  MA/SMA untuk semester ganjil di kelas XII memuat kompetensi unsur-unsur penting, sifat-sifat, kegunaan dan bahayanya serta terdapatnya di alam. Karena luasnya cakupan materi yang harus dikuasai siswa dan bersifat teoritis membuat pelajaran pada kompetensi ini sangat membosankan. Penulis mencoba memperbaiki pembelajran kimia menjadi indah, menarik, inovatif, koperatif dan bermakna bagi siswa maka penulis memilih menerapkan model pembelajaran Koopertive  JIGSAW pada kompetensi sifat-sifat unsur dalam system priodik kelas XII semester ganjil pada MAN Pacet Cianjur dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar kimia.
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Pacet Kabupaten Cianjur kelas XII IPA 1 dengan jumlah siswa 39 orang. Letak geografisnya strategis yaitu terletak di jalan raya Bandung Jakarta tepatnya di  Jalan Sindanglaya No. 29 Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa siklus yang dimulai dari aspek perencanaan, melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, melakukan pengamatan bersama dengan pelaksanaan tindakan dan melakukan refleksi untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi).
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam II siklus. Tiap siklus menggunakam metode Kooperatve JIGSAW pada pelajaran kimia di kelas XII IPA 1 MAN Pacet Cianjur.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
a.       Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperative JIGSAW dalam mata pelajaran Kimia dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran Kimia dengan metode Pembelajaran Kooperative JIGSAW dapat meningkatkan kompetensi atau hasil belajar siswa .



Anda memerlukan file ini secara utuh : e-mail ke bangonen@gmail.com

PTK KIMIA METODE TPS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah doktrinasi bahwa guru adalah sumber segala ilmu. Benar adanya bahwa guru adalah sumber segala ilmu, karena dari gurulah kita dapat mengetahui segala isi dunia yang begitu indah lewat materi pelajaran yang diajarkan. Itu dulu ketika masih sedikit sarana dan media yang mendukung dalam proses pembelajaran. Pada zaman sekarang, begitu banyak yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pendidikan. Mulai dari hal yang berada di luar diri manusia, hingga hal terkecil yang ada di dalam diri manusia. Apakah sebenarnya hal kecil di dalam diri manusia yang dapat dijadikan sebagai media dan sarana dalam proses belajar mengajar? Hal terkecil itu adalah otak manusia itu sendiri. Allah menciptakan otak manusia begitu kecil, lebih kecil dari buah semangka. Namun dibalik itu semua, Allah memberikan otak daya berkembang yang begitu besar, yakni Allah memberikan memori pengingat yang begitu banyak, daya berfikir kreatif, inovatif dan fleksibel, dan masih banyak lagi yang dapat digali dari daya berkembang otak.
Disamping itu, otak juga mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan mulai dari ilmu agama, bahasa, matematika, sains, dan lain-lain. Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat suara. Didalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi yang dapat didengarkan.
Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah Allah ciptakan. Penulis adalah salah satu manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan apa yang ada dalam pikiran penulis untuk meneliti sebuah judul penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X MAN Pacet Cianjur Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat  Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit”.
Model kooperatif learning tipe Think Pair Share (TPS) ini merupakan sebuah model pembelajaran yang cetuskan oleh Franklin Lyman (1985)[1], bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan orang lain[2].
 Model TPS adalah model pembelajaran yang menunjukkan cara berfikir dan berbagi dengan kelompok. Dari model TPS ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari struktural kelas yang kurang optimal, karena kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, distribusi kemampuan berpendapat tidak merata[3]. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memberikan kesempatan pada kelompok atas, sehingga kelompok yang kurang aktif enggan memberikan pendapat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS).
Model TPS nampaknya dapat diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:
1.      Belum ada guru kimia yang menggunakan model kooperatif learning tipe think pair share di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
2.      Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
3.      Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair sh MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
1.3.Batasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain dan mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
Penerapan model kooperatif learning tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di MAN Pacet Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2009-2010.

1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak yang positif dari model kooperatif learning Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit?”

1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model kooperatif learning Tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Serta memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak lain.

1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.

1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.
2.        Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.
3.        Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.
4.        Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di MAN Pacet Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2009-2010.


[1] Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas. 
   http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt,  Hal.16,
[2] http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf. tggl 14 Jan 2009, 15.48
[3] http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=219. Tggl 15
  Jan  2009, 17.25

PTK KIMIA

ABSTRAK


Mata pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, termasuk siswa kelas X.1 MAN Pacet . Hasil belajar yang dicapai siswa pada tahun-tahun sebelumnya selalu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai dapat disebabkan oleh motivasi siswa untuk belajar Kimia masih rendah dan proses pembelajaran atau  sarana belajar yang kurang memadai. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan Animasi Multimedia Sederhana yang merupakan hasil rekayasa software Komputer. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI (adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, dan memecahkan masalah.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa sehingga memudahkan siswa memahami konsep-konsep kimia. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 (dua) kali pertemuan. Pada siklus I menunjukan peningkatan prosentase aktivitas siswa, pada pertemuan pertama 30% dan pertemuan kedua 65%. Sedangkan di siklus II pertemuan pertama 70% dan pertemua kedua 85%. Hasil belajar pun mengalami peningkatan di siklus I ketuntasan belajar 70%, sedangkan disiklus II ketuntasan belajar 83%, disamping itu tanggapan siswa juga positif terhadap model pembelajaran kooperatif  tipe SAVI ini terlihat dari angket yang dijawab siswa yang merasa senang dengan prosentase 76% dengan model pembelajaran ini.

Kata kunci :  Animasi; Motivasi ; Hasil Belajar ; Abstrak ; Pembelajaran  Kooperatif SAVI (Somatic, Auditory, Visualization and Intellectualy)