BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah doktrinasi bahwa guru adalah sumber segala ilmu. Benar adanya bahwa guru adalah sumber segala ilmu, karena dari gurulah kita dapat mengetahui segala isi dunia yang begitu indah lewat materi pelajaran yang diajarkan. Itu dulu ketika masih sedikit sarana dan media yang mendukung dalam proses pembelajaran. Pada zaman sekarang, begitu banyak yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pendidikan. Mulai dari hal yang berada di luar diri manusia, hingga hal terkecil yang ada di dalam diri manusia. Apakah sebenarnya hal kecil di dalam diri manusia yang dapat dijadikan sebagai media dan sarana dalam proses belajar mengajar? Hal terkecil itu adalah otak manusia itu sendiri. Allah menciptakan otak manusia begitu kecil, lebih kecil dari buah semangka. Namun dibalik itu semua, Allah memberikan otak daya berkembang yang begitu besar, yakni Allah memberikan memori pengingat yang begitu banyak, daya berfikir kreatif, inovatif dan fleksibel, dan masih banyak lagi yang dapat digali dari daya berkembang otak.
Disamping itu, otak juga mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan mulai dari ilmu agama, bahasa, matematika, sains, dan lain-lain. Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat suara. Didalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi yang dapat didengarkan.
Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah Allah ciptakan. Penulis adalah salah satu manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan apa yang ada dalam pikiran penulis untuk meneliti sebuah judul penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X MAN Pacet Cianjur Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit”.
Model kooperatif learning tipe Think Pair Share (TPS) ini merupakan sebuah model pembelajaran yang cetuskan oleh Franklin Lyman (1985), bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan orang lain. Model TPS adalah model pembelajaran yang menunjukkan cara berfikir dan berbagi dengan kelompok. Dari model TPS ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari struktural kelas yang kurang optimal, karena kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, distribusi kemampuan berpendapat tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memberikan kesempatan pada kelompok atas, sehingga kelompok yang kurang aktif enggan memberikan pendapat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS). Model TPS nampaknya dapat diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:
1. Belum ada guru kimia yang menggunakan model kooperatif learning tipe think pair share di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
2. Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
3. Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair sh MAN Pacet Kabupaten Cianjur.
1.3.Batasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain dan mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
Penerapan model kooperatif learning tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di MAN Pacet Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2009-2010.
1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak yang positif dari model kooperatif learning Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit?”
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model kooperatif learning Tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Serta memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak lain.
1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.
3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di MAN Pacet Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2009-2010.